Penelitian Ex Post Facto
Penelitian ex post facto merupakan
penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan
perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku
atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variable bebas yang secara keseluruhan
sudah terjadi.
Penelitian ex post facto secara
metodis merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi
tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis
untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan
etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin
menelusuri faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
Menurut Watson (http://ecourse.amberton.edu/grad/RGS035E1/
READ4. HTM) penelitian ex post facto
bertujuan untuk mencari penyebab perubahan perilaku dengan studi komparasi
secara partisipatif tentang perilaku yang muncul pada saat sekarang dan
perilaku yang tidak muncul dari suatu
kejadian setelah variable bebas terjadi. Sebagai contoh: kita akan menguji
hipotesis bahwa perceraian dapat mengakibatkan penyimpangan perilaku anak-anak. Dalam situasi ini, kita
tidak dapat mengeksperimenkan suatu keluarga untuk melakukan perceraian.
Perceraian dalam hal ini merupakan variable bebas yang tidak dapat
dimanipulasikan. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan berdasarkan
pertimbangan kemanusiaan. Karena hal tersebut, penelitian dilakukan pada
keluarga yang sedang mengalami perceraian..
Kerlinger (1993) mendefinisikan
penelitian ex post facto adalah penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis,
peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variable-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau
variable-variabel tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi. Sebagai
contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh merokok terhadap kemampuan
menyerap oksigen dalam darah. Peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen
dengan menyuruh orang menghisap beberapa batang rokok dalam sehari untuk
diketahui pengaruhnya terhadap kemampuan darah dalam mengikat oksigen. Contoh
lain: Penyalahgunaan obat-obatan psiko-tropika. Peneliti berusaha mengungkap
hubungan antara kondisi hubungan dalam keluarga dan penggunaan obat-obatan
psiko-tropika. Dalam penelitian ini sekelompok keluarga yang memiliki hubungan
dalam keluarga yang harmonis dan yang mengalami perceraian dalam keluarga dengan
perilaku agresif remaja. ………….Dalam penelitian ini sekelompok rumah tangga yang
memiliki anak usia remaja dan harmonis dalam kehidupan keluarganya dibuat dis-harmonis kemudian diteliti tingkat
agresifitas anaknya. Selanjutnya hasilnya dibandingkan dengan sekelompok
keluarga yang sama yang tetap harmonis. Sudah tentu Masalah dis-harmoni dalam
keluarga dan penyalah-gunaan psiko-tropika di kalangan masyarakat………. CONTOH
INI KURANG JELAS (kalimat belum selesai)
Berdasarkan uraian di atas, penelitian
ex post facto merupakan penelitian untuk menjelaskan atau menemukan bagaimana
variable-variabel dalam penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, tetapi
juga mengapa gejala-gejala atau perilakun itu terjadi.
Karakteristik
Penelitian Ex Post Facto
- Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
- Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian
merunut ke belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
- Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya
sebagaimana yang diamati.
- Penelitian
korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.
- Penelitian
eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan tujuan
yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x
maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan ex post facto adalah
tidak ada kontrol langsung variable bebas dalam penelitian ex post facto.
- Penelitian
ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen
tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
a)
Jika
tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang
diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung
b)
Jika
control semua variable kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan
artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variable lain yang
mempengaruhi.
c)
Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan
tidak praktis, dari segi biaya dan etik dipertanyakan.
Kelebihan
Penelitian Ex Post Facto
- Sesuai
untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian eksperimen
- Informasi
tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah
kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa
fenomena terjadi,
- Kemajuan
dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih bertahan.
Kelemahan
Penelitian Ex Post Facto
- Kurang
kontrol terhadap variable bebas
- Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah
dimasukkan dan diidentifikasi
- Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu
akibat, tetapi beberapa kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan
bersama di bawah kondisi tertentu menghasilkan akibat tertentu.
- Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab
yang banyak, tetapi juga dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab
yang lain.
- Jika
hubungan antara dua variable ditemukan, sulit menemukan mana yang sebab
dan mana yang akibat.
- Kenyataan
yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak mesti
menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bias jadi
berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak
diamati.
- Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi
(misalnya yang berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi
penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar,
dapat bervariasi, dan sementara.
- Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak
memberikan seleksi subyek yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok
subyek yang sama dalam segala hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu
variable.
PENELITIAN EXPOST FACTO
A. Pengertian Penelitian Expost Facto
Penelitian pada hakikatnya mencari jawaban atas masalah yang menuntut
jawaban yang benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran yang logis menurut
penalaran manusia dan didukung oleh fakta empiris. Expos Facto artinya sesudah
fakta, yaitu penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut
juga sebagai restropective study
karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu
peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Expost Facto
sebagai metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel
bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan
perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat.
Pada eksperimen, peneliti dituntut memberikan perlakuan variabel bebas,
sedangkan pada penelitian expost facto peneliti tidak dituntut memberikan
perlakuan variabel bebas, namun pengukuran efek dari variabel bebas pada
variabel terikat dari eksperimen maupun ekspost facto tetap dilakukan.
Metode expost facto dapat dilakukan apabila peneliti telah yakin bahwa
perlakuan variabel bebas telah terjadi sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan
dalam bidang pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat diteliti
dengan metode eksperimen. Dalam banyak variabel bebas dalam pendidikan tidak
dapat dimanipulasikan oleh peneliti secara langsung (eksperimen).
Dengan demikian penelitian expost facto dapat mengkaji hubungan dua
variabel bebas atau lebih dalam waktu yang bersamaan untuk menentukan efek
variabel bebas tersebut pada variabel terikat.
B. Perbedaan Ekspost Facto dan
Eksperimen
Dalam uraian diatas telah disinggung beberapa kesamaan dan
perbedaan expost facto dan ekperimen. Kedua penelitian ini sama-sama berusaha
menemukan dan mengungkapkan atau menentukan hubungan antara variabel-variabel
dalam data hasil penelitian. Oleh sebab itu persamaan logika dasar dari kedua
penelitian tersebut terutama dalam menetapkan masalah dan variabel serta kaitan
antara variabel satu dengan variabel lainnya seperti variabel bebas dengan
variabel terikat.
Logika lain adalah kesamaan dalam pendekatan penelitian,
yakni membandingkan dua kelompok yang serupa dalam semua karakteristik kecuali
satu, agar dapat mengukur efek dan karakteristik tersebut. Dengan demikian
banyak informasi yang ditemukan dalam eksperimen terdapat atau ditemukan juga
dalam expost facto. Kedua penelitian juga dapat menguji hipotesis mengenai
hubungan variabel bebas dengan vaiabel terikat.
Beberapa perbedaan
dari kedua penelitian tersebut nampak dalam hal teknik perolehan data
atau informasi dan kesahihan temuan penelitian. Dengan eksperimen, peneliti
dapat memperoleh informasi yang lebih meyakinkan dan akurat untuk hubungan
kausal atau fungsional antara variabel-variabel daripada penelitian expost
facto. Pengaruh variabel ekstra dalam eksperimen dikontrol oleh kondisi
eksperimen dan variabel dimanipulasi oleh peneliti secara langsung untuk
menyakinkan atau memanipulasi oleh peneliti secara variabel terikat.
Kelemahan temuan expost facto, peneliti tidak dapat
menyimpulkan secara sahih, penyebab perbedaan presentasi belajar dari siswa
dengan motivasi tinggi dan motivasi rendah, sebab kedua kelompok tersebut
mungkin telah dipengaruhi oleh faktor ketiga, misalnya inteligensi, prestasi sebelumnya,
dan lain-lain. Berbeda halnya dengan temuan eksperimen, kesimpulan akal lebih
sahih sebab peneliti dapat mengontrol kondisi kelas melalui randomasi dan
melalui manipulasi peneliti secara langsung dalam hal pemberian motivasi.
C. Prosedur Expost Facto
Untuk menjelaskan bagaimana prosedur penelitian ekspost facto
dilaksanakan, berikut ini akan dikemukakan sebuah contoh :
Peneliti ingin melihat pengaruh atau hubungan motivasi
belajar terhadap atau dengan prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin siswa.
Variabel motivasi belajar siswa telah ada pada diri siswa itu sendiri hanya
tinggal mengukurnya. Artinya, telah terjadi sebelumnya tanpa harus dilakukan
manipulasi oleh peneliti. Jenis kelamin siswa telah jelas, tinggal memilih dan
mengelompokkan menjadi dua kategori yakni pria dan wanita. Prestasi belajar
siswa bisa dilakukan pengukuran dan bisa dilakukan pengukuran dan bisa pula
menggunakan data prestasi yang telah ada di sekolah, mislanya nilai ulangan
atau nilai rapot, dan sebagainya. Siswa dipilih untuk kelas tertentu sebanyak
yang diperlukan dengan jumlah yang sama antara siswa pria dan siswa wanita.
Motivasi belajar dapat ditempatkan sebagai variabel bebas
utama, jenis kelamin ditempat fungsinya sebagai variabel kontrol, dan
presentasi belajar sebagai variabel terikat.
Variabel Bebas (X)
|
Motivasi Belajar (X)
|
|
Variabel Kontrol
(Jenis Kelamin)
|
Pria (X1)
|
Wanita (X2)
|
Variabel terikat (Y)
Prestasi belajar
|
Y1
|
Y2
|
Analisis hubungan dapat dilakukan anatar skor rata-rata hasil
pengukuran motivasi belajar X dengan rata-rata skor hasil pengukuran prestasi
belajar Y. Lebih dari itu dapat pula dilakukan analisis hubungan antara skor
rata-rata hasil pengukuran motivasi belajar siswa pria (X1) dengan
skor rata-rata hasil pengukuran presentasi belajar siswa pria (Y1).
Hal yang sama juga terhadap siswa
wanita, yakni hubungan antara X2 dan Y2. Disamping itu
peneliti dapat juga membandingkan motivasi belajar siswa pria dan wanita (X1
dengan X2) dan perbedaan prestasi belajar siswa pria dengan wanita
(Y1 dengan Y2).
Langkah-langkah di atas hanya sekedar contoh, yang
pengembangannya lebih lanjut tentu saja sesuai dengan langkah dan prosedur
penelitian sebagaimana mestinya seperti perumusan masalah dan tujuan
penelitian, telaahan pustaka dan kerangka pemikiran untuk menyusun hipotesis,
verifikasi data (metode dan instrumen sampel, teknik analisis data), menguji
hipotesis, menarik kesimpulan penelitian.
Penelitian expost facto lebih rendah daripada eksperimen,
oleh sebab itu beberapa ilmuwan ada yang mengatakan bahwa metode ini tidak
layak digunakan karena hasilnya bisa menyesatkan. Keterbatasan ekspost facto
terletak dalam metodologinya, mengingat tidak ada kontrol dan tanpa perlakuan
secara langsung pada variabel terikat.
Di lain pihak banyak pula ilmuwan yang menyatakan bahwa
penelitian expost facto justru lebih layak digunakan dalam penelitian Ilmu
Sosial dan Pendidikan, mengingat tidak semua variabel penelitian dapat
dilakukan melalui eksperimen, bahkan sedikit sekali kemungkinan pengguna metode
eksperimen.
Variabel-variabel intelegensi, sosial, ekonomi, peranan orang
tua dalam pendidikan, sikap dan motivasi belajar, latar belakang keluarga,
kepribadian guru, suasanan sekolah, tidak dapat dimanipulasi secara langsung
melalui eksperimen.
Masalah-masalah pendidikan seperti penyimpang ekstim dalam
tingkah laku kelompok dan efeknya terhadap prestasi belajar, keputusan
administrasi upaya meningkatkan jumlah kualitas guru dan efeknya terhadap
kualitas pendidikan, dan masalah lain yang serupa hanya bisa dilakukan melalui
expost facto. Menghindari penggunaan penelitian expost facto dalam penelitian
pendidikan nampaknya tidak dapat dilakukan. Sebaliknya penelitian ekperimen
murni dalam pendidikan semakin terbatas.
- TRUE EXPERIMENTS
perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random. Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments adalah: pretestposttes control group design, posttest-only control group design, extensions of true experimental design, multigroup design, randomized block design, latin square design, factorial design.
Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis penelitian tersebut
dapat dielaborasi sebagai berikut.
1) pretest-posttes control group design
Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan group kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak berbeda secara signifikan.
Bagan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
R |
O1 |
X |
O2 |
R |
O3 |
O4 |
2) posttest-only control group design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.
Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut.
R
|
X
|
O1
|
R
|
O2
|
Expos Facto artinya sesudah fakta,
yaitu penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Nama ex
post facto sendiri dalam bahasa latin artinya “dari sesudah fakta”. Hal ini
menunjukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam
variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Disebut
juga sebagai restropective study
karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu
peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Expost Facto
sebagai metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel
bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan
perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat.
Contoh :
Peneliti ingin melihat pengaruh atau hubungan motivasi
belajar terhadap atau dengan prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin siswa.
Variabel motivasi belajar siswa telah ada pada diri siswa itu sendiri hanya
tinggal mengukurnya. Artinya, telah terjadi sebelumnya tanpa harus dilakukan
manipulasi oleh peneliti. Jenis kelamin siswa telah jelas, tinggal memilih dan
mengelompokkan menjadi dua kategori yakni pria dan wanita. Prestasi belajar
siswa bisa dilakukan pengukuran dan bisa dilakukan pengukuran dan bisa pula
menggunakan data prestasi yang telah ada di sekolah, mislanya nilai ulangan
atau nilai rapot, dan sebagainya. Siswa dipilih untuk kelas tertentu sebanyak
yang diperlukan dengan jumlah yang sama antara siswa pria dan siswa wanita.
Motivasi belajar dapat ditempatkan sebagai variabel bebas
utama, jenis kelamin ditempat fungsinya sebagai variabel kontrol, dan
presentasi belajar sebagai variabel terikat.
Variabel Bebas (X)
|
Motivasi Belajar (X)
|
|
Variabel Kontrol
(Jenis Kelamin)
|
Pria (X1)
|
Wanita (X2)
|
Variabel terikat (Y)
Prestasi belajar
|
Y1
|
Y2
|
Analisis hubungan dapat dilakukan anatar skor rata-rata hasil
pengukuran motivasi belajar X dengan rata-rata skor hasil pengukuran prestasi
belajar Y. Lebih dari itu dapat pula dilakukan analisis hubungan antara skor
rata-rata hasil pengukuran motivasi belajar siswa pria (X1) dengan
skor rata-rata hasil pengukuran presentasi belajar siswa pria (Y1).
Hal yang sama juga terhadap siswa
wanita, yakni hubungan antara X2 dan Y2. Disamping itu
peneliti dapat juga membandingkan motivasi belajar siswa pria dan wanita (X1
dengan X2) dan perbedaan prestasi belajar siswa pria dengan wanita
(Y1 dengan Y2).
Variabel-variabel intelegensi, sosial, ekonomi, peranan orang
tua dalam pendidikan, sikap dan motivasi belajar, latar belakang keluarga,
kepribadian guru, suasanan sekolah, tidak dapat dimanipulasi secara langsung
melalui eksperimen.
- Ciri-ciri
penelitian ex post facto
a) Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
b) Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
c) Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
- Jika tidak mungkin memilih,
mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang diperlukan untuk meneliti
hubungan sebab akibat secara langsung
- Jika control semua variable
kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan artificial, mencegah
interaksi yang normal dengan variable lain yang mempengaruhi.
- 3.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN EX POST FACTO
a) Perumusan Masalah
Masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab atau kausa bagi munculnya variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti. Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti tidak dapat memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yang dibandingkan dalam variabel tertentu.
b) Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.
c) Pengelompokkan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok yang diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya Peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.
d) Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang berhubungan dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggal memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti les, angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti.
e) Analisis Data
Teknik analisis data yang digunaka, serupa dengan yang digunakan dalam penelitian diferensial maupun eksperimen. Dimana perbandingan nilai variabel dependen dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik analaisi uji-T, independen atau ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok dari faktor tersebut. Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya analisis tersebut diawali dengan perhitungan niali rata-rata atau mean dan stansar deviasi untuk mengetahui antar kelompok secara deskripitif.
f) Penafsiran Basil
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-hati. Kualitas hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung pada kemampuan peneliti untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan bahwa munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah.
Komentar
Posting Komentar